I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kesadaran
tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik
dimasa mendatang, telah mendorong
berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak
langkah dan perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu
upaya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia, pada intinya, bertujuan
untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, serta mengubah prilaku, serta
meningkatkan kualitas hidup.
Pada
kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu
kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah
seiring dengan perubahan zaman. Setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus
perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan karena pendidikan
menyangkut kepentingan semua orang. Pendidikan tidak hanya menyangkut investasi
dan kondisi kehidupan dimasa yang akan datang, melainkan juga menyangkut
kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa
memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya
kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.(Soegiyanto, 1993 : 254 )
Di sekolah
terdapat dua boss yang paling berperan dan sangat menentukan kualitas
pendidikan ; yakni kepala sekolah dan guru. Dalam persfektif globalisasi,
otonomi daerah, dan desentralisasi
pendidikan kepala sekolah merupakan figur sentral yang harus menjadi teladan
bagi para tenaga kependidikan lain di sekolah.
Oleh karena itu, untuk
menunjang keberhasilan dalam perubahan-perubahan yang dilakukan dan diharapkan,
perlu dipersiapkan kepala sekolah yang profesional, yang mau dan mampu
melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi terhadap berbagai kebijakan
dan perubahan yang dilakukan secara efektif
dan efisien. ( Mulyasa, 2009:6)
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi di SD Negeri
6 Tanjung Enim Tahun Pelajaran 2009/2010 masih didapat berbagai kendala
terutama mengenai masalah guru antara lain :
1.
Guru kurang meningkatkan profesional dengan masih
adanya guru yang berijazah D II hal ini
dikarenakan sudah cukup merasa puas dengan pendidikan yang telah dimiliki.
2.
Guru malas meningkatkan profesional yang sifatnya
khusus misalnya mengikuti seminar dan pelatihan dimana guru beranggapan
pelatihan hanya cukup mereka ketahui dan
tidak di sosialisaikan karena kendala biaya dan dukungan teman sejawat.
3.
Peningkatan profesional guru melalui KKG jarang
diadakan lagi sehingga guru tidak mendapatkan informasi terbaru yang
berhubungan dengan metodelogi pembelajaran.
4.
Kesejahteraan guru yang kurang tidak ada penghargaan
atas prestasi kerja serta tunjangan-tunjangan yang dapat meningkatkan kinerja.
5.
Kepala Sekolah kurang memberikan dukungan, motivasi
serta bimbingan.
6.
Lingkungan sekolah yang tidak nyaman dan kondunsif.
2. Permasalahan
Berdasarkan
pengamatan dan hasil observasi di atas maka permasalahan utama di SD Negeri 6
Tanjung Enim ditinjau dari :
a.
Guru
: Guru banyak yang tidak professional
b.
Kepala sekolah
: Kurang memberikan dukungan, motivasi, bimbingan.
c.
Sekolah : Lingkungan yang tidak nyaman
d.
Masyarakat
: Tidak ada kerjasama yang baik
Maka rumusan permasalahannya adalah “
Rendahnya produktivitas kerja” adapun masalah yang dapat dirumuskan yaitu “
Bagaimana hubungan kinerja guru terhadap produktivitas belajar mengajar?”.
3. Strategi Pemecahan Masalah
Adapun strategi pemecahan masalah yang dipilih adalah dengan
melakukan pendekatan terhadap guru, masyarakat secara langsung yang berkenaan
dengan pengembangan dan peningkatan kualitas guru dengan berlandaskan asas
persatuan dan keakraban.
Sedangkan tahapan operasional pelaksanaanya adalah :
a. Perencanaan dan Evaluasi.
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan perencanaan
sesuai dengan kebutuhan. Dengan cara mengajak para wakil kepala sekolah dan
guru kelas terutama pada awal semester untuk bersama-sama melakukan analisis
kebutuhan mereka kemudian mengembangkan rencana peningkatan mutu berdasarkan
hasil dari analisis kebutuhan misalnya pengadaan buku, alat peraga, ATK yang
diperlukan guru.
b. Kurikulum
Kurikulum yang dibuat pemerintah pusat merupakan
standar yang berlaku nasional. Dalam implementasinya sekolah diberi kewenangan
utuk mengembangkan silabus namun tetap berada dalam koridor isi kurikulum yang
berlaku nasional. Kepala sekolah mengajak guru muatan lokal untuk berdiskusi
keterampilan apa yang akan dipilih mereka sesuai dengan kondisi sekolah.
c. Pembelajaran
Kepala sekolah banyak menekankan pada praktek, dengan
pendayagunaan masyarakat dan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,
mengadakan supervisi kelas untuk mengamati secara langsung kegiatan
pembelajaran .
d. Ketenagaan
Berbagai kegiatan pembinaan kemampuan guru yang dilakukan adalah :
1.
Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, kepala sekolah memotivasi guru yang memiliki
kualifikasi D II agar mengikuti
penyetaraan S1/Akta IV yang diselenggarakan Universitas Terbuka yang diadakan
di kabupaten Muara Enim, dengan memberikan izin untuk keperluan pendidikan
dengan tidak menggangu kegiatan pembelajaran.
2.
Untuk
meningkatkan profesional guru yang sifatnya khusus kepala sekolah memberikan
kesempatan kepada guru melalui seminar
dan pelatihan sesuai dengan bidangnya yang di adakan oleh Diknas maupun di luar
Diknas, hal ini dilakukan untuk mengembangkan potensinya secara optimal serta meningkatkan kinerja
guru dalam membenahi materi dan metodelogi pembelajaran dan di sosialisasikan
dengan guru guru yang lain.
3.
Meningkatkan kesejahteraan guru antara lain pemberian
insentif bagi wakil kepala sekolah, Pembina dan wali kelas, guru mata
pelajaran, staf tata usaha dan penjaga sekolah penghargaan dan imbalan atas
prestasi kerja.
e. Fasilitas
Menambah fasilitas sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam operasional sekolah, terutama fasilitas pembelajaran untuk memudahkan
guru dan siswa belajar.
f. Hubungan sekolah dengan masyarakat
Masyarakat merupakan partner sekolah dalam melaksanakan pendidikan dan
pembelajaran karena sekolah merupakan bagian integral dari masyarakat.
Kerjasama keduanya sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian,
kepemilikian dan dukungan operasional baik moral maupun financial. Dengan cara
mengundang komite/masyarakat ikut serta dalam rapat secara transfaran,
pengadaan sarana dan prasarana serta meminta saran untuk kemajuan sekolah.
g. Iklim sekolah.
Iklim sekolah yang kondusif baik fisik maupun non fisik
merupakan landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan
produktif. Oleh karena itu sekolah perlu menciptkana iklim yang kondunsif untuk
menumbuhkembangkan semangat belajar siswa. Iklim yang kondunsif itu antara lain
mencakup lingkungan yang nyaman , aman , tertib dan kesehatan sekolah dengan
cara menggalakkan 9 K, memanggil dokter dan petugas kesehatan kesekolah untuk
memeriksa kesehatan siswa secara berkala sebulan sekali dan mengadakan penyuluhan, memotong pohon pohon
yang tidak berguna dan menanam kembali pohon pohon dan membuat taman sekolah,
membuat toga UKS, menerapkan disiplin siswa dan guru, menyelesaikan setiap
permasalahan dengan adil dan bijaksana, mengganti cat sekolah yang buram serta
menyediakan tong sampah kering dan basah, menyediakan air untuk cuci tangan dan
membagi piket kebersihan siswa, menanam bunga di pot dan pinggir sekolah serta
membuat ruang UKS, gudang,ruang sholat dan ruang dapur.
h.
Sikap Mental
Memberikan motivasi dengan
cara pembicaraan individual yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun
yang menyangkut profesional guru misalnya untuk melanjutkan kejenjang lebih
tinggi, mengikuti tes guru berprestasi, mengikuti tes calon kepala sekolah, mengikuti
sertifikasi guru dan meminta guru untuk terus melakukan penelitian tindakan
kelas, memotivasi guru untuk mengikuti kegiatan organisasi dan kegiatan yang
bersifat kreatif dan inovatif.
Rendahnya produktivitas
tenaga kependidikan di sekolah baik dalam mengikuti aturan dan tata tertib
sekolah, maupun dalam melaksanakan pekerjaannya sangat erat kaitannya
dengan masalah disiplin. Sekolah membuat
aturan-aturan yang harus ditaati, khususnya warga sekolah, guru, peserta didik,
karyawan dan kepala sekolah. Aturan tersebut meliputi tata tertib waktu masuk
dan pulang sekolah, kehadiran di sekolah dan dikelas serta proses pembelajaran
yang sedang berlangsung dan tata tertib sekolah lainnya. Dengan cara memulai
dari kepala sekolah itu sendiri memberikan contoh dan teladan yang baik serta
melakukan rapat pembinaan setiap bulan maupun mingguan untuk selalu memberikan
motivasi dan bimbingan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Alasan pemilihan strategi pemecahan
masalah.
Adapun strategi pemecahan masalah yang dipilih adalah dengan
melakukan pendekatan terhadap guru dan
masyarakat secara langsung yang berkenaan dengan pengembangan dan
peningkatan kualitas guru dengan berlandaskan asas persatuan dan keakraban disamping itu terdapat asumsi bahwa
produktivitas kerja kan
lebih baik jika :
1.
Sikap mental yang baik berupa motivasi, disiplin dan
etika kerja.
2.
Pendidikan, pada umumnya orang yang mempunyai
pendidikan lebih tinggi akan memiliki wawasan yang lebih luas. Baik pendidikan formal
maupun nonformal.
3.
Keterampilan, makin terampil tenaga kependidikan akan
lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas dengan baik.
4.
Lingkungan dan suasana kerja yang baik akan mendorong
tenaga kenpendidikan senang bekerja dan meningkatkan tanggung jawab untuk
melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas.
5.
Kualitas sarana pembelajaran berpengaruh terhadap
peningkatan produktivitas.
6.
Kesempatan berprestasi dapat menimbulkan dorongan
psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki
dalam meningkatkan produktivitas kerja.
2. Hasil
atau dampak yang dicapai dari strategi yang dipilih.
a.
Perencanaan dan Evaluasi.
1.
Tersedianya buku pelajaran untuk mata pelajaran
Matematika, IPA, IPS, PAI, PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris ( Muatan Lokal
) ,penjaskes, kesenian daerah (KD), seni budaya dan keterampilan (SBK) dimana
satu anak dapat satu buku, alat peraga dapat digunakan guru walau tidak semua
mata pelajaran mendapatkan alat peraga yang lengkap.
2.
Kurikulum
Kepala sekolah mengajak guru muatan lokal untuk
berdiskusi keterampilan apa yang akan dipilih mereka sesuai dengan kondisi
sekolah dan didapatkan untuk muatan lokal di pilih bahasa inggris dan kesenian
daerah. Dimana halaman sekolah yang dulunya gersang sekarang telah dibuat
taman, bunga-bunga bergantung sehingga lebih kelihatan rapi, indah dan teduh.
3.
Pembelajaran
Kepala sekolah banyak menekankan pada praktek, dengan
pendayagunaan masyarakat dan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar misalnya
mata pelajaran olahraga, mengadakan supervisi kelas untuk mengamati secara
langsung kegiatan pembelajaran sehingga perangkat pembelajaran lebih lengkap
sesuai dengan kurikulum, etos kerja meningkat untuk menjadi guru yang
profesional serta sharing kelemahan dalam mengajar dan langkah apa yang dapat
guru lakukan untuk masa yang akan datang sehingga lebih baik dalam mengajar.
4.
Ketenagaan
Berbagai kegiatan pembinaan kemampuan guru yang dilakukan adalah :
1.
Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dimana beberapa guru telah tamat pendidikan S1 ( 12 orang ) mengikuti kuliah di Universitas
Terbuka UPB-JJ Palembang untuk strara satu dengan proyek peningkatan mutu
kependidikan bekerjasama dengan diknas kabupaten kota Muara Enim serta kepala
sekolah sedang menempuh pendidikan S2 .
2.
Untuk
meningkatkan profesional guru yang sifatnya khusus kepala sekolah memberikan
kesempatan kepada guru melalui seminar
pendidikan tentang mata pelajaran, sertifikasi dan fortopolio guru yang
diadakan diknas kabupaten kota Muara Enim meminta tenaga administrasi untuk
mengajar komputer bagi guru- guru yang belum menguasai komputer.
3.
Meningkatkan kesejahteraan guru antara lain pemberian
insentif bagi wakil kepala sekolah, pembina dan wali kelas, penghargaan dan
imbalan atas prestasi kerja yang dibayarkan setiap kegiatan yang dilakukan.
4. Fasilitas
Menambah fasilitas sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam operasional sekolah, terutama fasilitas pembelajaran untuk memudahkan
guru dan siswa belajar, misalnya dengan membeli buku-buku wajib terutama
pelajaran yang di UAN kan, alat peraga belajar, memperbaiki gedung dan pagar
sekolah yang rusak, membuat tempat parkir motor, membuat taman sekolah sehingga
sekolah menjadi nyaman, indah, dan tertib.
5.
Hubungan sekolah dengan masyarakat
Masyarakat merupakan partner sekolah dalam melaksanakan pendidikan dan
pembelajaran karena sekolah merupakan bagian integral dari masyarakat.
Kerjasama keduanya sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan, kepedeulian,
kepemilikian dan dukungan operasional baik moral maupun financial. Dengan cara
mengundang komite/masyarakat ikut serta dalam rapat, pengadaan sarana dan
prasarana serta meminta saran untuk kemajuan sekolah.
6.
Iklim sekolah.
Situasi sekolah yang nyaman , aman , tertib dan sehat
merupakan landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan
produktif. Oleh karena itu sekolah perlu menciptakan iklim yang kondunsif untuk
menumbuhkembangkan semangat belajar siswa..
7.
Sikap Mental
Memberikan motivasi dengan
cara pembicaraan individual yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun
yang menyangkut profesional guru dengan mengikut sertakan sertifikasi guru
profesional ( 12 orang ), melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dibiayai secara swadana ( 13 orang).
Sekolah membuat aturan-aturan yang harus ditaati,
khususnya warga sekolah, guru, peserta didik, karyawan dan kepala sekolah.
Aturan tersebut meliputi tata tertib waktu masuk dan pulang sekolah, kehadiran
di sekolah dan dikelas serta proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan
tata tertib sekolah lainnya. Dengan cara memulai dari kepala sekolah itu
sendiri memberikan contoh dan teladan yang baik serta melakukan rapat pembinaan
setiap bulan maupun mingguan untuk selalu membrikan motivasi dan bimbingan.
8. Penghargaan
yang diperoleh sekolah
Penghargaan terhadap prilaku atau prestasi sekolah merupakan faktor yang
mempunyai pengaruh terhadap prestasi sekolah. Hal ini bias menimbulkan dampak
positif bagi siswa,guru dan kepala sekolah antara lain :
1.
Menimbulkan respon positif
2.
Menciptkan kebiasaan yang relative kokoh
3.
Menimbulkan antusias,semangat untuk terus melakukan
pekerjaan
4.
Menimbulkan perasaan senang dalam melakukan suatu
pekerjaan
5.
Semakin percaya diri
Penghargaan yang diperoleh antara lain :
1.
Diperolehnya nilai tertinggi akreditasi sekolah tingkat
kabupaten
Akreditasi sekolah dilakukan terhadap kinerja dan kelayakan sekolah,perlu
dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas kepada public.Akreditasi sekolah
dilakukan pemerintah untuk menentukan kelayakan suatu sekolah dalam rangka
penjamin mutu kepada public.
2.
Nilai tertinggi UAN tahun pelajaran 2011/2012
Siswa dan pihak sekolah berupaya agar nilai yang dicapai dapat mencapai
nilaia diatas standar minimal. Hal ini memacu kreativitas siswa agar belajar
lebih giat dan memacu kreatifitas guru untuk mengajar lebih kreatif dan
professional.
3.
Ketua SBK
Kecamatan
Pendidikan seni
dan budaya keterampilan memiliki peran dalam pembentukan kepribadiaan siswa
yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai
multi kecerdasan.
3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam
melaksanakan strategi yang dipilih
- Masih terbatasnya dana yang tersedia sehingga alat
peraga belum seluruh mata pelajaran
dilengkapi.
- Guru senior tidak mau mengikuti tes calon kepala
sekolah karena merasa belum mampu walaupun telah di motivasi secara
individu.
- Guru sudah cukup puas dengan pendidikan yang ada.
4. Faktor Faktor pendukung
a.
Guru hampir semua
S1 ( 2 orang yang belum S1 )
b.
Jumlah Tata Usaha yang cukup ( 2 orang)
c.
Minat dan motiivasi guru mengikuti pelatihan dan
seminar tinggi.
d.
Kerjasama yang baik antar warga sekolah baik yang PNS,
honor dan kepala sekolah.
5. Alternatif pengembangan.
a.
Kepala sekolah lebih optimal memotivasi guru.
b.
Pemanfaatan potensi yang ada dengan baik.
c.
Terus mengadakan inovasi dalam pembaharuan kepeminpinan
dengan melakukan pendekatan individu dengan azas persatuan dan kekerabatan.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL
a. Kesimpulan
Pendekatan individu terhadap guru, masyarakat secara
langsung yang berkenaan dengan pengembangan dan peningkatan kualitas guru
dengan berlandaskan asas persatuan dan
keakraban hal ini
dimungkinkan akan mendorong berkembangnya saling percaya dan kesediaan
untuk berkorban diantara para tenaga kependidikan dan masyarakat serta kinerja
guru dalam proses pembelajaran menjadi lebih baik, serta kemandirian dan
kreativitas guru meningkat, semua siswa dengan keragaman kemampuan dapat
ditangani lebih optimal.
b. Rekomendasi Operasional.
a.
Bagi guru
Hendaknya memiliki motivasi, keinginan kuat untuk lebih mengembangkan
diri menuju guru yang profesional dan berkualitas, etos kerja dan disiplin yang
tinggi sehingga akan tercapai tujuan pendidikan.
b.
Bagi kepala sekolah
Hendaknya membantu guru dalam pengadaan alat peraga, sumber belajar,
memberi kesempatan untuk mengembangkan diri, menganggap guru sebagai mitra
bukan bawahan, dan melibatkan masyarakat dalam kemajuan sekolah.
c.
Bagi pengambil keputusan
Hendaknya memperbanyak sarana prasarana, alat peraga ,buku wajib dan
penunjang yang dibutuhkan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan aktif,
kreatif dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, 2009. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional. Bandung : PT. Rosdakarya.
Mulyasa, 2009. Standar Kompetensi
dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT. Rosdakarya.
Muslich Masnur, 2009. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan.
Jakarta : Bumi Aksara.
Soegiyanto, Saleh,
1993, Dasar – Dasar Kependidikan, Universitas
Terbuka, Jakarta