Kamis, 12 September 2013

Surat Keputusam kepengurusan MGMP IPS




 


PEMERINTAH KABUPATEN MUARA ENIM
 DINAS PENDIDIKAN
Jalan Jenderal Ahmad Yani No 05 Telephone (0734) 421042
Kabupaten Muara Enim Kode Pos 31311

 

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATENMUARA ENIM


TENTANG
SUSUNAN PENGURUS MGMP IPS SMP KABUPATEN MUARA ENIM
MASA BHAKTI 2013-2015


Menimbang
:
a.
Untuk peningkatan kompetensi guru perlu wadah organisasi guna melaksanakan program kegiatan; 



b.
Agar guru dapat mengikuti perkembangan teknologi diperlukan pengurus  yang dapat mengkoordinir guru yang sejenis kompetensinya, agar  saling berbagi informasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi;



c.
Peningkatan mutu guru harus senantiasa ditingkatkan secara bersama-sama antara Guru,Dinas Pendidikan dan Pemerintah, sehingga kualitas pendidikan Indonesia tinggi.
Mengingat
:
a.
Undang    Undang  Nomor 20  tahun 2003   tentang  Sistem Pendidikan Nasional Indonesia;



b.
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;



c.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;



d.
Permendiknas Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Perhitungan Angka Kredit;



e.
Pedoman Perhitungan Beban Kerja Guru tahun 2008 oleh Departeman Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;



f.
Rapat MGMP IPS tanggal 11 Juli 2013 dengan Agenda pemilihan pengurus MGMP masa bhakti 2013-2015.
















MEMUTUSKAN

Menetapkan
:

SUSUNAN  PENGURUS  MGMP  IPS SMP KABUPATEN MUARA ENIM  MASA BHAKTI 2013-2015
Pertama
:

Susunan Pengurus MGMP IPS Muara Enim Masa Bhakti 2013-2015 dan Anggotanya sesuai dengan lampiran Surat Keputusan ini;
Kedua
:

Pengurus MGMP IPS bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dan melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Dinas Pendidikan dan Pengawas SMP;
Ketiga
:

Apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;
Keempat
:

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di            : Muara Enim
Pada tanggal            : 22 Juli 2013

Kepala Dinas Pendidikan


  Drs.Hamirul Han,M.Si
                                                                                                   NIP .195503211979101002












            

                                      Lampiran SK Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Muara Enim
                                      Nomor                      :   ___________________________    
                                     Tanggal                   :  22 Juli 2013



SUSUNAN PENGURUS MGMP IPS KABUPATEN MUARA ENIM
MASA BHAKTI 2013-2015


Pelindung                             :   Drs. Hamirul  Han, M.Si.    (Kepala Dinas Pendidikan)
Penanggung Jawab           :   Drs. H.Winarto, M.M.          (Kabid. Dikmen)
Pengarah                              :   H. Andi  Matnuhar, S.Pd.    (Koordinator Pengawas )
Ketua                                     :   Sumaryanti, S.Pd. M.M.
Sekretaris                             :   Mella Oktaviana, S.Pd.
Bendahara                            :   Lili Karnita, S.Pd.
Anggota                                 :   Rita Suryani,S.Pd

                                                              
Kepala Dinas Pendidikan


  Drs.Hamirul Han,M.Si
                                                                                       NIP .195503211979101002
                                   

Rabu, 11 September 2013

HUBUNGAN KINERJA GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS BELAJAR MENGAJAR DI SD






I.      PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan   harapan dan kemungkinan yang lebih baik dimasa mendatang, telah  mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia, pada intinya, bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, serta mengubah prilaku, serta meningkatkan kualitas hidup.
            Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang. Pendidikan tidak hanya menyangkut investasi dan kondisi kehidupan dimasa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.(Soegiyanto, 1993 : 254 )
 Di sekolah terdapat dua boss yang paling berperan dan sangat menentukan kualitas pendidikan ; yakni kepala sekolah dan guru. Dalam persfektif globalisasi, otonomi  daerah, dan desentralisasi pendidikan kepala sekolah merupakan figur sentral yang harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan lain di sekolah.

      Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah yang profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi terhadap berbagai kebijakan dan perubahan yang dilakukan secara     efektif      dan            efisien. ( Mulyasa, 2009:6)
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi di SD Negeri 6 Tanjung Enim Tahun Pelajaran 2009/2010 masih didapat berbagai kendala terutama mengenai masalah guru antara lain :
1.      Guru kurang meningkatkan profesional dengan masih adanya guru yang berijazah D II  hal ini dikarenakan sudah cukup merasa puas dengan pendidikan yang telah   dimiliki.
2.      Guru malas meningkatkan profesional yang sifatnya khusus misalnya mengikuti seminar dan pelatihan dimana guru beranggapan pelatihan hanya cukup mereka  ketahui dan tidak di sosialisaikan karena kendala biaya dan dukungan teman sejawat.
3.      Peningkatan profesional guru melalui KKG jarang diadakan lagi sehingga guru tidak mendapatkan informasi terbaru yang berhubungan dengan metodelogi pembelajaran.
4.      Kesejahteraan guru yang kurang tidak ada penghargaan atas prestasi kerja serta tunjangan-tunjangan yang dapat meningkatkan kinerja.
5.      Kepala Sekolah kurang memberikan dukungan, motivasi serta bimbingan.
6.      Lingkungan sekolah yang tidak nyaman dan kondunsif.

2.      Permasalahan
Berdasarkan pengamatan dan hasil observasi di atas maka permasalahan utama di SD Negeri 6 Tanjung Enim ditinjau dari :
a.       Guru                   : Guru banyak yang tidak professional
b.      Kepala sekolah   : Kurang memberikan dukungan, motivasi, bimbingan.
c.       Sekolah               : Lingkungan yang tidak nyaman
d.      Masyarakat         : Tidak ada kerjasama yang baik
         Maka rumusan permasalahannya adalah “ Rendahnya produktivitas kerja” adapun masalah yang dapat dirumuskan yaitu “ Bagaimana hubungan kinerja guru terhadap produktivitas belajar mengajar?”.

3.      Strategi Pemecahan Masalah
Adapun strategi pemecahan masalah yang dipilih adalah dengan melakukan pendekatan terhadap guru, masyarakat secara langsung yang berkenaan dengan pengembangan dan peningkatan kualitas guru dengan berlandaskan asas persatuan dan   keakraban.  
Sedangkan tahapan operasional pelaksanaanya adalah :

a.      Perencanaan dan Evaluasi.
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhan. Dengan cara mengajak para wakil kepala sekolah dan guru kelas terutama pada awal semester untuk bersama-sama melakukan analisis kebutuhan mereka kemudian mengembangkan rencana peningkatan mutu berdasarkan hasil dari analisis kebutuhan misalnya pengadaan buku, alat peraga, ATK yang diperlukan guru.

b.      Kurikulum
Kurikulum yang dibuat pemerintah pusat merupakan standar yang berlaku nasional. Dalam implementasinya sekolah diberi kewenangan utuk mengembangkan silabus namun tetap berada dalam koridor isi kurikulum yang berlaku nasional. Kepala sekolah mengajak guru muatan lokal untuk berdiskusi keterampilan apa yang akan dipilih mereka sesuai dengan kondisi sekolah.

c.       Pembelajaran
Kepala sekolah banyak menekankan pada praktek, dengan pendayagunaan masyarakat dan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, mengadakan supervisi kelas untuk mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran .

d.      Ketenagaan
Berbagai kegiatan pembinaan kemampuan guru yang dilakukan adalah :
1.      Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kepala sekolah memotivasi guru yang memiliki kualifikasi  D II agar mengikuti penyetaraan S1/Akta IV yang diselenggarakan Universitas Terbuka yang diadakan di kabupaten Muara Enim, dengan memberikan izin untuk keperluan pendidikan dengan tidak menggangu kegiatan pembelajaran.
2.       Untuk meningkatkan profesional guru yang sifatnya khusus kepala sekolah memberikan kesempatan kepada  guru melalui seminar dan pelatihan sesuai dengan bidangnya yang di adakan oleh Diknas maupun di luar Diknas, hal ini dilakukan untuk mengembangkan potensinya  secara optimal serta meningkatkan kinerja guru dalam membenahi materi dan metodelogi pembelajaran dan di sosialisasikan dengan guru guru yang lain.
3.      Meningkatkan kesejahteraan guru antara lain pemberian insentif bagi wakil kepala sekolah, Pembina dan wali kelas, guru mata pelajaran, staf tata usaha dan penjaga sekolah penghargaan dan imbalan atas prestasi kerja.

e.       Fasilitas
Menambah fasilitas sarana dan prasarana yang diperlukan dalam operasional sekolah, terutama fasilitas pembelajaran untuk memudahkan guru dan siswa belajar.

f.       Hubungan sekolah dengan masyarakat
         Masyarakat merupakan partner sekolah dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran karena sekolah merupakan bagian integral dari masyarakat. Kerjasama keduanya sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikian dan dukungan operasional baik moral maupun financial. Dengan cara mengundang komite/masyarakat ikut serta dalam rapat secara transfaran, pengadaan sarana dan prasarana serta meminta saran untuk kemajuan sekolah.

g.      Iklim sekolah.
Iklim sekolah yang kondusif baik fisik maupun non fisik merupakan landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif. Oleh karena itu sekolah perlu menciptkana iklim yang kondunsif untuk menumbuhkembangkan semangat belajar siswa. Iklim yang kondunsif itu antara lain mencakup lingkungan yang nyaman , aman , tertib dan kesehatan sekolah dengan cara menggalakkan 9 K, memanggil dokter dan petugas kesehatan kesekolah untuk memeriksa kesehatan siswa secara berkala sebulan sekali dan  mengadakan penyuluhan, memotong pohon pohon yang tidak berguna dan menanam kembali pohon pohon dan membuat taman sekolah, membuat toga UKS, menerapkan disiplin siswa dan guru, menyelesaikan setiap permasalahan dengan adil dan bijaksana, mengganti cat sekolah yang buram serta menyediakan tong sampah kering dan basah, menyediakan air untuk cuci tangan dan membagi piket kebersihan siswa, menanam bunga di pot dan pinggir sekolah serta membuat ruang UKS, gudang,ruang sholat dan ruang dapur. 

h.            Sikap Mental
         Memberikan motivasi dengan cara pembicaraan individual yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun yang menyangkut profesional guru misalnya untuk melanjutkan kejenjang lebih tinggi, mengikuti tes guru berprestasi, mengikuti tes calon kepala sekolah, mengikuti sertifikasi guru dan meminta guru untuk terus melakukan penelitian tindakan kelas, memotivasi guru untuk mengikuti kegiatan organisasi dan kegiatan yang bersifat kreatif dan inovatif.
         Rendahnya produktivitas tenaga kependidikan di sekolah baik dalam mengikuti aturan dan tata tertib sekolah, maupun dalam melaksanakan pekerjaannya sangat erat kaitannya dengan  masalah disiplin. Sekolah membuat aturan-aturan yang harus ditaati, khususnya warga sekolah, guru, peserta didik, karyawan dan kepala sekolah. Aturan tersebut meliputi tata tertib waktu masuk dan pulang sekolah, kehadiran di sekolah dan dikelas serta proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan tata tertib sekolah lainnya. Dengan cara memulai dari kepala sekolah itu sendiri memberikan contoh dan teladan yang baik serta melakukan rapat pembinaan setiap bulan maupun mingguan untuk selalu memberikan motivasi dan bimbingan.










BAB II
PEMBAHASAN

1.      Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah.
Adapun strategi pemecahan masalah yang dipilih adalah dengan melakukan pendekatan terhadap guru dan  masyarakat secara langsung yang berkenaan dengan pengembangan dan peningkatan kualitas guru dengan berlandaskan asas persatuan dan  keakraban disamping itu terdapat asumsi bahwa produktivitas kerja kan lebih baik jika :
1.      Sikap mental yang baik berupa motivasi, disiplin dan etika kerja.
2.      Pendidikan, pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan memiliki wawasan yang lebih luas. Baik pendidikan formal maupun nonformal.
3.      Keterampilan, makin terampil tenaga kependidikan akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas dengan baik.
4.      Lingkungan dan suasana kerja yang baik akan mendorong tenaga kenpendidikan senang bekerja dan meningkatkan tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas.
5.      Kualitas sarana pembelajaran berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas.
6.      Kesempatan berprestasi dapat menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki dalam meningkatkan produktivitas kerja.

2.  Hasil atau dampak yang dicapai dari strategi yang dipilih.
a.       Perencanaan dan Evaluasi.
1.      Tersedianya buku pelajaran untuk mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, PAI, PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris ( Muatan Lokal ) ,penjaskes, kesenian daerah (KD), seni budaya dan keterampilan (SBK) dimana satu anak dapat satu buku, alat peraga dapat digunakan guru walau tidak semua mata pelajaran mendapatkan alat peraga yang lengkap.



2.      Kurikulum
Kepala sekolah mengajak guru muatan lokal untuk berdiskusi keterampilan apa yang akan dipilih mereka sesuai dengan kondisi sekolah dan didapatkan untuk muatan lokal di pilih bahasa inggris dan kesenian daerah. Dimana halaman sekolah yang dulunya gersang sekarang telah dibuat taman, bunga-bunga bergantung sehingga lebih kelihatan rapi, indah dan teduh.

3.      Pembelajaran
Kepala sekolah banyak menekankan pada praktek, dengan pendayagunaan masyarakat dan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar misalnya mata pelajaran olahraga, mengadakan supervisi kelas untuk mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran sehingga perangkat pembelajaran lebih lengkap sesuai dengan kurikulum, etos kerja meningkat untuk menjadi guru yang profesional serta sharing kelemahan dalam mengajar dan langkah apa yang dapat guru lakukan untuk masa yang akan datang sehingga lebih baik dalam mengajar.

4.      Ketenagaan
Berbagai kegiatan pembinaan kemampuan guru yang dilakukan adalah :
1.      Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dimana beberapa guru telah tamat pendidikan S1  ( 12 orang ) mengikuti kuliah di Universitas Terbuka UPB-JJ Palembang untuk strara satu dengan proyek peningkatan mutu kependidikan bekerjasama dengan diknas kabupaten kota Muara Enim serta kepala sekolah sedang menempuh pendidikan  S2 .
2.       Untuk meningkatkan profesional guru yang sifatnya khusus kepala sekolah memberikan kesempatan kepada  guru melalui seminar pendidikan tentang mata pelajaran, sertifikasi dan fortopolio guru yang diadakan diknas kabupaten kota Muara Enim meminta tenaga administrasi untuk mengajar komputer bagi guru- guru yang belum menguasai komputer.


3.            Meningkatkan kesejahteraan guru antara lain pemberian insentif bagi wakil kepala sekolah, pembina dan wali kelas, penghargaan dan imbalan atas prestasi kerja yang dibayarkan setiap kegiatan yang dilakukan.

4.      Fasilitas
Menambah fasilitas sarana dan prasarana yang diperlukan dalam operasional sekolah, terutama fasilitas pembelajaran untuk memudahkan guru dan siswa belajar, misalnya dengan membeli buku-buku wajib terutama pelajaran yang di UAN kan, alat peraga belajar, memperbaiki gedung dan pagar sekolah yang rusak, membuat tempat parkir motor, membuat taman sekolah sehingga sekolah menjadi nyaman, indah, dan tertib.

5.      Hubungan sekolah dengan masyarakat
         Masyarakat merupakan partner sekolah dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran karena sekolah merupakan bagian integral dari masyarakat. Kerjasama keduanya sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan, kepedeulian, kepemilikian dan dukungan operasional baik moral maupun financial. Dengan cara mengundang komite/masyarakat ikut serta dalam rapat, pengadaan sarana dan prasarana serta meminta saran untuk kemajuan sekolah.

6.      Iklim sekolah.
Situasi sekolah yang nyaman , aman , tertib dan sehat merupakan landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif. Oleh karena itu sekolah perlu menciptakan iklim yang kondunsif untuk menumbuhkembangkan semangat belajar siswa..

7.      Sikap Mental
         Memberikan motivasi dengan cara pembicaraan individual yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun yang menyangkut profesional guru dengan mengikut sertakan sertifikasi guru profesional ( 12 orang ), melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibiayai secara swadana ( 13 orang).
        

Sekolah membuat aturan-aturan yang harus ditaati, khususnya warga sekolah, guru, peserta didik, karyawan dan kepala sekolah. Aturan tersebut meliputi tata tertib waktu masuk dan pulang sekolah, kehadiran di sekolah dan dikelas serta proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan tata tertib sekolah lainnya. Dengan cara memulai dari kepala sekolah itu sendiri memberikan contoh dan teladan yang baik serta melakukan rapat pembinaan setiap bulan maupun mingguan untuk selalu membrikan motivasi dan bimbingan.

8.      Penghargaan yang diperoleh sekolah
Penghargaan terhadap prilaku atau prestasi sekolah merupakan faktor yang mempunyai pengaruh terhadap prestasi sekolah. Hal ini bias menimbulkan dampak positif bagi siswa,guru dan kepala sekolah antara lain :
1.      Menimbulkan respon positif
2.      Menciptkan kebiasaan yang relative kokoh
3.      Menimbulkan antusias,semangat untuk terus melakukan pekerjaan
4.      Menimbulkan perasaan senang dalam melakukan suatu pekerjaan
5.      Semakin percaya diri
   Penghargaan yang diperoleh antara lain :
1.      Diperolehnya nilai tertinggi akreditasi sekolah tingkat kabupaten
Akreditasi sekolah dilakukan terhadap kinerja dan kelayakan sekolah,perlu dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas kepada public.Akreditasi sekolah dilakukan pemerintah untuk menentukan kelayakan suatu sekolah dalam rangka penjamin mutu kepada public.
2.      Nilai tertinggi UAN tahun pelajaran 2011/2012
Siswa dan pihak sekolah berupaya agar nilai yang dicapai dapat mencapai nilaia diatas standar minimal. Hal ini memacu kreativitas siswa agar belajar lebih giat dan memacu kreatifitas guru untuk mengajar lebih kreatif dan professional.
3.       Ketua SBK Kecamatan
Pendidikan seni dan budaya keterampilan memiliki peran dalam pembentukan kepribadiaan siswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai multi kecerdasan.



3.      Kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih
  1. Masih terbatasnya dana yang tersedia sehingga alat peraga  belum seluruh mata pelajaran dilengkapi.
  2. Guru senior tidak mau mengikuti tes calon kepala sekolah karena merasa belum mampu walaupun telah di motivasi secara individu.
  3. Guru sudah cukup puas dengan pendidikan yang ada.

4.      Faktor Faktor pendukung
a.       Guru hampir semua  S1 ( 2 orang yang belum S1 )
b.      Jumlah Tata Usaha yang cukup ( 2 orang)
c.       Minat dan motiivasi guru mengikuti pelatihan dan seminar tinggi.
d.      Kerjasama yang baik antar warga sekolah baik yang PNS, honor dan kepala sekolah.

5.      Alternatif pengembangan.
a.       Kepala sekolah lebih optimal memotivasi guru.
b.      Pemanfaatan potensi yang ada dengan baik.
c.       Terus mengadakan inovasi dalam pembaharuan kepeminpinan dengan melakukan pendekatan individu dengan azas persatuan dan kekerabatan.













BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL


a.      Kesimpulan
Pendekatan individu terhadap guru, masyarakat secara langsung yang berkenaan dengan pengembangan dan peningkatan kualitas guru dengan berlandaskan asas persatuan dan   keakraban  hal  ini  dimungkinkan akan mendorong berkembangnya saling percaya dan kesediaan untuk berkorban diantara para tenaga kependidikan dan masyarakat serta kinerja guru dalam proses pembelajaran menjadi lebih baik, serta kemandirian dan kreativitas guru meningkat, semua siswa dengan keragaman kemampuan dapat ditangani lebih optimal.

b.      Rekomendasi Operasional.
a.       Bagi guru
Hendaknya memiliki motivasi, keinginan kuat untuk lebih mengembangkan diri menuju guru yang profesional dan berkualitas, etos kerja dan disiplin yang tinggi sehingga akan tercapai tujuan pendidikan.

b.      Bagi kepala sekolah
Hendaknya membantu guru dalam pengadaan alat peraga, sumber belajar, memberi kesempatan untuk mengembangkan diri, menganggap guru sebagai mitra bukan bawahan, dan melibatkan masyarakat dalam kemajuan sekolah.

c.       Bagi pengambil keputusan
Hendaknya memperbanyak sarana prasarana, alat peraga ,buku wajib dan penunjang yang dibutuhkan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan aktif, kreatif dan menyenangkan.





DAFTAR  PUSTAKA


Mulyasa, 2009. Menjadi  Kepala Sekolah Profesional. Bandung : PT. Rosdakarya.

Mulyasa, 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT. Rosdakarya.

 Muslich Masnur, 2009. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara.

Soegiyanto, Saleh, 1993, Dasar – Dasar Kependidikan, Universitas Terbuka, Jakarta